Jangan Sedih Jika Tulisan Kita DiHapus Nama Kita Sebagai Penulisnya
Demikian juga jika hasil gambar/poster dakwah kita dicrop dan dihilangkan namanya pembuat gambar, hendaklah kita tidak perlu terlalu sedih atau sakit hati.
Perhatikan perkataan imam Asy-Syafi’iy rahimahullah berikut,
وَدِدْتُ أَنَّ كُلَّ عِلْمٍ أَعْلَمُهُ تَعَلَّمَهُ النَّاسُ أُوجَرُ عَلَيْهِ وَلَا يَحْمَدُونِي
“Saya ingin semua ilmu yang telah aku ketahui ini bisa dipelajari oleh semua orang sehingga dapat pahala, mereka tanpa perlu menyanjungku.”[1]
Memang tidak dibenarkan jika ada tulisan atau poster, kemudian kita hapus penulis atau sumbernya. Jika bertujuan untuk dakwah, maka bisa jadi dakwah kurang berkah.
Ulama berkata,
من بركة العلم عزوه إلى قائله
“Di antara keberkahan ilmu yaitu menisbatkan ilmu kepada yang berkata/penulisnya”[2]
Tidak perlu terlalu bersedih jika tulisan kita dihapus nama penulisnya karena:
1. Kita bisa lebih ikhlas dan tersebar ilmu tanpa mengharap sanjungan manusia sebagaimana perkataan Imam Syafi’i [3]
2. Cukuplah kita harapkan balasan Allah nanti atas dakwah kita, jangan berharap dengan (pujian) manusia, nanti kita akan kecewa
3. Kita terhindar dari ketenaran dan terkenal.
Hal ini bisa merampas privasi dan “kemerdekaan diri”, menjadi orang biasa lebih menenangkan
Asy-Syathibi rahimahullah berkata,
آخر الأشياء نزولا من قلوب الصالحين : حب السلطة والتصدر!
“Hal yang paling terakhir luntur dari hatinya orang-orang shalih: cinta kekuasaan dan cinta eksistensi (popularitas)”[4]
Demikian semoga bermanfaat
@ Bus Patas Yogyakarta – Kudus
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Catatan kaki:
[1] As-Siyaru A’lam An-Nubala’ 10/55
[2] Silakan baca tulisan kami:
https://muslimafiyah.com/jangan-hapus-penulisnya-jika-copas-tulisan.html
[3] Silakan baca tulisan kami:
https://muslimafiyah.com/antara-keikhlasan-dan-amanah-ilmiah.html
[4] Silakan baca:
https://muslim.or.id/31682-popularitas-dan-ketenaran-bisa-merampas-kemerdekaan-diri.html
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/jangan-sedih-jika-tulisan-kita-dihapus-nama-kita-sebagai-penulisnya.html